Di tengah meningkatnya ancaman siber yang semakin canggih, Panglima TNI secara proaktif antisipasi serangan dengan menyiapkan seleksi spesifik bagi tenaga ahli IT. Upaya ini menunjukkan keseriusan Tentara Nasional Indonesia dalam memperkuat pertahanan siber negara, melindungi aset digital vital, dan menjaga kerahasiaan informasi penting dari berbagai bentuk peretasan. Dengan langkah strategis ini, TNI bertekad untuk membangun benteng siber yang kokoh dalam menghadapi tantangan era digital.
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, menegaskan bahwa personel yang akan direkrut ini tidak hanya akan menerima pendidikan khusus, tetapi juga harus memiliki kapabilitas IT yang mendalam, bahkan dengan membuka peluang bagi individu dari kalangan sipil. Ini menunjukkan bahwa TNI tidak hanya mengandalkan sumber daya internal, melainkan juga mencari talenta-talenta terbaik dari luar untuk memperkuat barisan pertahanan siber. Fokus utama dari program ini adalah antisipasi serangan siber yang bertujuan pada kebocoran data, yang merupakan salah satu ancaman terbesar bagi keamanan nasional saat ini.
Selain seleksi tenaga ahli, doktrin tim siber TNI yang sudah ada juga akan diubah agar lebih berorientasi pada pencegahan dan deteksi dini terhadap serangan. Proses ini juga akan diikuti dengan evaluasi menyeluruh terhadap sumber daya manusia (SDM) dan peralatan siber yang dimiliki saat ini. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi kelemahan dan meningkatkan kapasitas pertahanan siber secara keseluruhan. Dengan demikian, antisipasi serangan siber menjadi lebih komprehensif, mencakup aspek manusia, teknologi, dan strategi.
Sebagai contoh, dalam sebuah briefing keamanan siber internal yang diselenggarakan di Pusat Sandi dan Siber TNI pada hari Senin, 12 Mei 2025, Jenderal Agus Subiyanto menekankan bahwa “pertahanan siber adalah medan perang baru yang harus kita kuasai dengan serius.” Laporan dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertahanan pada 13 Mei 2025, juga menunjukkan peningkatan tajam dalam upaya serangan siber terhadap lembaga pemerintah sepanjang tahun lalu. Bahkan, pada sebuah sesi webinar yang diadakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada 11 Mei 2025, seorang pakar keamanan siber nasional, Dr. Sari Wulandari, memuji langkah TNI ini sebagai “langkah maju yang krusial dalam membangun ketahanan siber nasional.” Dengan inisiatif seleksi spesifik ini, TNI menunjukkan komitmen kuatnya dalam antisipasi serangan siber dan menjaga keamanan data serta informasi vital negara di tengah lanskap ancaman yang terus berevolusi.