Misi penyelamatan sandera adalah salah satu tugas paling krusial dan berisiko tinggi yang diemban oleh Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dalam situasi di mana nyawa tak bersalah dipertaruhkan, kecepatan, ketepatan, dan kerahasiaan menjadi kunci utama keberhasilan. Aksi senyap Kopassus di balik garis musuh atau di tengah krisis adalah bukti kemampuan luar biasa mereka dalam menghadapi tantangan paling ekstrem demi membebaskan sandera.
Setiap misi penyelamatan sandera dimulai dengan fase pengumpulan intelijen yang intensif. Informasi mengenai jumlah sandera, lokasi persis, kondisi fisik dan mental sandera, jumlah dan persenjataan penyandera, serta pola pergerakan mereka harus dikumpulkan seakurat mungkin. Kopassus mengandalkan unit intelijen khusus yang terlatih untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk dari lapangan atau melalui alat pengintai canggih. Tanpa intelijen yang solid, operasi berisiko tinggi untuk gagal atau bahkan membahayakan sandera. Sebagai contoh, dalam sebuah simulasi misi penyelamatan sandera yang dilakukan pada 17 Juli 2024 di Pusat Latihan Kopassus, waktu yang dihabiskan untuk pengumpulan data awal memakan 60% dari total waktu perencanaan.
Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, perencanaan operasional dimulai. Tim Kopassus akan merumuskan berbagai skenario, menentukan rute infiltrasi dan eksfiltrasi, serta mempersiapkan taktik penyerbuan yang paling efektif dengan mempertimbangkan setiap detail, mulai dari letak pintu hingga kondisi pencahayaan. Latihan fisik dan simulasi berulang kali dilakukan untuk memastikan setiap anggota tim memahami peran mereka dan dapat bergerak dengan koordinasi sempurna. Mereka dilatih untuk bergerak dalam senyap dan cepat, mengurangi risiko korban jiwa seminimal mungkin.
Eksekusi misi penyelamatan adalah puncak dari seluruh persiapan. Ini adalah momen di mana pelatihan keras selama bertahun-tahun diuji dalam kondisi real-time yang penuh tekanan. Kecepatan adalah esensi; tim harus mampu melumpuhkan penyandera sebelum mereka dapat bereaksi atau menyakiti sandera. Setelah sandera dibebaskan, prioritas berikutnya adalah mengamankan area dan mengevakuasi sandera ke tempat aman untuk mendapatkan penanganan medis dan pemulihan psikologis. Salah satu contoh legendaris adalah operasi pembebasan sandera di pesawat Garuda Woyla pada 31 Maret 1981, di mana seluruh sandera berhasil diselamatkan dalam waktu singkat dan aman berkat kecepatan dan keberanian tim Kopassus. Kesuksesan misi penyelamatan ini terus menjadi bukti kemampuan Kopassus yang tak tertandingi dalam menghadapi situasi genting.