Inti dari kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) terletak pada pasukan Infanteri Reguler mereka. Untuk memastikan setiap prajurit siap menghadapi berbagai ancaman dan tantangan, proses Melatih Kesigapan dilakukan melalui program latihan yang sangat keras dan komprehensif. Latihan ini tidak hanya membentuk fisik yang prima, tetapi juga mental baja, disiplin tinggi, serta kemampuan adaptasi di segala medan.
Program latihan Melatih Kesigapan bagi Infanteri Reguler meliputi berbagai aspek. Mulai dari latihan dasar kemiliteran yang intensif, seperti baris-berbaris, teknik dasar menembak, hingga kemampuan tempur jarak dekat. Kemudian, latihan dilanjutkan dengan skenario yang lebih kompleks, seperti operasi hutan, pertempuran kota, navigasi darat di pegunungan, dan bertahan hidup di lingkungan ekstrem. Setiap tahapan dirancang untuk menguji batas kemampuan prajurit, baik secara individu maupun dalam tim.
Salah satu sesi latihan yang paling menantang adalah latihan taktis lapangan. Dalam latihan ini, prajurit Infanteri Reguler dihadapkan pada simulasi pertempuran nyata, lengkap dengan berbagai rintangan, medan yang sulit, dan tekanan waktu. Mereka harus mampu mengambil keputusan cepat, bergerak senyap, serta melaksanakan manuver taktis yang efektif untuk mencapai tujuan misi. Mayor Inf. Budi Santoso, Komandan Latihan di Pusat Pendidikan Infanteri, dalam evaluasi latihan pada 18 Juni 2025, menyatakan, “Latihan ini adalah fondasi untuk Melatih Kesigapan yang responsif dan efektif dalam situasi darurat.”
Di samping latihan tempur, aspek fisik juga mendapat perhatian khusus. Prajurit Infanteri Reguler secara rutin menjalani latihan fisik berat, seperti lari jarak jauh, cross-country, mendaki gunung, hingga latihan full gear dengan beban tempur lengkap. Ini semua bertujuan untuk membangun stamina, kekuatan, dan ketahanan yang dibutuhkan saat bertugas di lapangan dalam jangka waktu lama.
Selain itu, kesigapan juga diuji dalam konteks non-tempur. Infanteri Reguler sering dilibatkan dalam simulasi penanggulangan bencana alam, di mana mereka harus bergerak cepat untuk evakuasi warga, mendirikan posko pengungsian, dan mendistribusikan bantuan logistik. Contohnya, pada 5 Juli 2025, satu kompi Infanteri Reguler dikerahkan untuk Melatih Kesigapan dalam respons cepat terhadap simulasi gempa bumi besar, berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim medis.
Dengan program latihan yang ketat dan berkelanjutan ini, pasukan Infanteri Reguler TNI AD terus menjaga kesigapan mereka. Mereka adalah ujung tombak pertahanan negara, siap menghadapi tantangan apa pun demi menjaga kedaulatan dan keamanan Indonesia.