Bagi setiap warga negara, memahami doktrin pertahanan negaranya adalah langkah penting untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kedaulatan. Di Indonesia, memahami doktrin pertahanan berarti mengerti tentang Sistem Pertahanan Semesta (Sishankamrata), sebuah konsep fundamental yang menjadi pilar utama keamanan nasional. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa penting untuk memahami doktrin pertahanan Sishankamrata, serta bagaimana setiap elemen masyarakat berperan dalam menjamin keutuhan dan keselamatan bangsa.
Sishankamrata adalah sebuah doktrin yang melibatkan seluruh potensi nasional—baik militer maupun non-militer—dalam menghadapi ancaman. Ini berbeda dari konsep pertahanan yang hanya mengandalkan kekuatan militer profesional. Dalam Sishankamrata, Tentara Nasional Indonesia (TNI) bertindak sebagai komponen utama, sementara seluruh rakyat Indonesia, beserta sumber daya dan sarana prasarana nasional, menjadi komponen pendukung dan cadangan. Konsep ini berakar dari pengalaman sejarah perjuangan kemerdekaan, di mana rakyat bersatu melawan penjajah. Sebuah seminar nasional tentang ketahanan negara yang diadakan di Universitas Pertahanan pada 20 Juni 2025, kembali menegaskan relevansi Sishankamrata.
Terdapat tiga ciri utama Sishankamrata yang perlu dipahami:
- Kerakyatan: Pertahanan diabdikan oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Ini diwujudkan melalui program-program seperti Komponen Cadangan (Komcad), di mana warga sipil dapat secara sukarela mengikuti pelatihan militer dasar dan siap dimobilisasi jika diperlukan oleh negara.
- Kesemestaan: Seluruh sumber daya nasional, baik alam maupun buatan, serta sarana dan prasarana nasional, dapat digunakan untuk mendukung pertahanan. Ini mencakup potensi industri, logistik, transportasi, dan komunikasi. Misalnya, pabrik-pabrik sipil dapat dialihfungsikan untuk mendukung produksi militer dalam situasi darurat.
- Kewilayahan: Gelar kekuatan pertahanan dan pataan wilayah dilaksanakan di seluruh Nusantara sesuai dengan kondisi geografis. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki peran strategis dalam sistem pertahanan. Ini menuntut kesiapan di darat, laut, dan udara, dengan mempertimbangkan karakteristik unik setiap wilayah.
Memahami doktrin pertahanan ini bukan hanya tugas TNI, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pekerja profesional. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat berkontribusi secara aktif dalam menjaga ketahanan nasional, baik dalam menghadapi ancaman militer seperti pelanggaran perbatasan, maupun ancaman non-militer seperti perang siber atau penyebaran ideologi radikal. Kolaborasi antara pemerintah, TNI, Polri, dan masyarakat sipil menjadi kunci dalam implementasi doktrin ini.
Pada akhirnya, memahami doktrin pertahanan Sishankamrata adalah bentuk kesadaran bela negara. Ini memastikan bahwa Indonesia memiliki sistem pertahanan yang kuat, adaptif, dan didukung oleh seluruh elemen bangsa, demi menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap rakyat.