Mortir dan Granat Terbaru: Meningkatkan Daya Gedor Pasukan Darat Indonesia

Di medan tempur modern yang menuntut kecepatan dan efektivitas, kehadiran mortir dan granat terbaru menjadi kunci strategis untuk meningkatkan daya gedor pasukan darat Indonesia. Inovasi dalam jenis amunisi ini memberikan kemampuan lebih dalam memberikan dukungan tembakan tidak langsung dan serangan jarak dekat yang vital. Artikel ini akan mengupas bagaimana pembaruan pada mortir dan granat berkontribusi pada peningkatan kapabilitas tempur TNI Angkatan Darat.

Mortir adalah senjata pendukung infanteri yang sangat efektif untuk memberikan tembakan tidak langsung ke area target di balik halangan. Keunggulan utamanya adalah kemudahan dalam pengoperasian, mobilitas tinggi, dan kemampuan melontarkan proyektil dengan sudut elevasi tinggi. Versi terbaru mortir yang kini digunakan oleh TNI AD, seperti Mortir Komando 60 mm buatan Pindad, memiliki bobot yang lebih ringan namun dengan jangkauan dan akurasi yang lebih baik. Ini memungkinkan pasukan infanteri untuk membawa dan mengoperasikannya dengan lebih efisien, sehingga meningkatkan daya dukung tembakan mereka di garis depan.

Selain mortir, granat juga mengalami inovasi signifikan. Granat, sebagai senjata lempar jarak dekat, sangat penting dalam operasi pembersihan area, perlindungan diri, atau serangan kejutan. Jenis-jenis granat modern yang digunakan TNI kini lebih bervariasi, termasuk granat fragmentasi dengan daya ledak lebih besar, granat asap untuk kamuflase atau penandaan, dan granat kejut (flashbang) untuk melumpuhkan musuh sementara tanpa mematikan. Pada latihan infiltrasi dan pembersihan kota di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklatad pada hari Jumat, 2 Mei 2025, prajurit dari Batalyon Infanteri Raider 700/Wira Yudha Cakti secara efektif menggunakan granat asap untuk menyembunyikan pergerakan mereka dan granat kejut untuk mengganggu formasi lawan.

Pengadaan dan pengembangan mortir serta granat terbaru ini adalah bagian dari program Minimum Essential Force (MEF) TNI untuk meningkatkan daya tempur. Fokus pada alat-alat yang praktis namun mematikan ini menunjukkan bahwa TNI memahami pentingnya setiap elemen dalam rantai pertempuran. Pada seminar teknologi pertahanan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan pada tanggal 15 Maret 2025, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menekankan bahwa “Setiap prajurit harus memiliki sarana untuk mengamankan diri dan memberikan respons yang memadai. Mortir dan granat modern adalah jawabannya.”

Dengan adanya mortir dan granat terbaru, pasukan darat Indonesia memiliki fleksibilitas lebih dalam menghadapi berbagai ancaman. Baik itu untuk menekan posisi musuh yang tersembunyi, membersihkan area pertempuran, atau memberikan perlindungan cepat, alat-alat ini secara fundamental meningkatkan daya gedor dan kemampuan bertahan hidup prajurit. Inovasi berkelanjutan di sektor ini akan terus memastikan bahwa TNI AD selalu siap menghadapi tantangan di medan tempur modern.