Dalam spektrum persenjataan militer, mortir menempati posisi unik sebagai senjata artileri ringan yang sangat efektif dalam memberikan dukungan tembakan tidak langsung bagi pasukan infanteri. Dikenal dengan kemampuannya menembakkan proyektil berdaya ledak tinggi dalam lintasan melengkung (high-angle trajectory), mortir menjadi pilihan ideal untuk menyerang target yang berada di balik bukit, bangunan, atau rintangan lain yang tidak dapat dicapai oleh tembakan langsung dari senjata lain.
Karakteristik utama mortir adalah kesederhanaan desain dan kemudahan operasinya. Umumnya terdiri dari laras tabung yang halus (smoothbore), pelat dasar (baseplate) untuk menyerap rekoil, dan bipod untuk menopang laras. Tidak seperti artileri berat yang membutuhkan tim besar dan waktu penyiapan yang lama, mortir dapat dioperasikan oleh tim kecil (biasanya 2-3 orang) dan disiapkan untuk menembak dalam hitungan menit. Fleksibilitas ini menjadikannya aset tak ternilai bagi infanteri yang membutuhkan dukungan tembakan yang cepat dan responsif di garis depan.
Cara kerja mortir adalah dengan menjatuhkan granat mortir (bom mortir) ke dalam laras dari moncongnya. Gravitasi menarik granat ke bawah hingga primer di bagian dasarnya menghantam pin penembak di dasar laras, memicu ledakan propelan yang melontarkan granat ke atas. Sudut elevasi laras dapat diatur untuk mengontrol jangkauan tembakan, memungkinkan granat jatuh tepat di atas posisi musuh.
Mortir sangat ideal untuk mendukung infanteri dalam berbagai skenario:
- Penekanan Area: Mortir dapat menembakkan granat fragmentasi atau high-explosive (HE) untuk menekan posisi musuh yang terkonsentrasi, memaksa mereka mencari perlindungan dan mengganggu pergerakan mereka.
- Menghancurkan Posisi Berlindung: Karena lintasan tembakannya yang melengkung, mortir dapat menjatuhkan proyisiil ke balik perlindungan seperti dinding, bukit, atau bangunan, yang sulit dijangkau oleh senjata tembak datar.
- Penerangan dan Penyamaran: Selain granat HE, mortir juga dapat menembakkan granat asap untuk menyamarkan pergerakan pasukan atau granat penerangan (illumination rounds) untuk menerangi medan perang di malam hari.
Dengan kemampuannya yang unik dalam memberikan tembakan tidak langsung, kecepatan penyiapan, dan relatif ringannya, mortir adalah aset penting dalam setiap operasi infanteri. Senjata ini memberikan fleksibilitas taktis yang vital, memastikan pasukan darat memiliki daya tembak yang memadai untuk mengatasi berbagai ancaman dan mencapai tujuan misi mereka.