Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairan yang membentang luas, Indonesia sangat bergantung pada kekuatan laut yang tangguh. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengemban tugas berat sebagai penjaga kedaulatan maritim, memastikan keamanan jalur pelayaran, melindungi sumber daya laut, dan menegakkan hukum di wilayah perairan yurisdiksi nasional. Untuk menjalankan misi krusial ini, TNI AL terus memperkuat armadanya dengan kapal-kapal perang canggih yang dilengkapi teknologi mutakhir.
Salah satu pilar utama kekuatan laut TNI AL adalah fregat multiperan, seperti KRI Raden Eddy Martadinata (REM), yang merupakan bagian dari Sigma 10514 Class. Kapal ini adalah hasil kolaborasi strategis antara PT PAL Indonesia dan Damen Schelde Naval Shipbuilding dari Belanda. KRI REM dirancang untuk berbagai misi, mulai dari peperangan anti-udara, anti-permukaan, hingga anti-kapal selam. Dilengkapi dengan rudal permukaan-ke-udara, rudal anti-kapal, torpedo, serta meriam otomatis, kapal ini menjadi penjaga kedaulatan yang sangat kapabel di perairan terbuka. Teknologi siluman (stealth) yang diterapkan pada desainnya juga meminimalkan deteksi oleh radar musuh. Pada latihan gabungan TNI yang diselenggarakan pada Maret 2025 di Laut Natuna Utara, KRI REM menunjukkan kemampuan tempur dan koordinasi yang sangat baik.
Untuk menjaga dimensi bawah permukaan, TNI AL mengandalkan armada kapal selam, termasuk Kapal Selam Nagapasa Class. Kapal selam buatan Korea Selatan ini memiliki kemampuan operasi senyap yang tinggi, menjadikannya aset strategis untuk pengintaian, penyusupan, dan penangkal di bawah laut. Dilengkapi dengan torpedo dan mampu meluncurkan rudal anti-kapal, kapal selam ini memberikan deterrent effect yang signifikan terhadap potensi ancaman di bawah permukaan air. Keberadaan kapal selam modern ini menegaskan komitmen Indonesia sebagai penjaga kedaulatan maritim yang disegani. Latihan Penyelaman dan Uji Kesiapan Tempur Kapal Selam secara berkala dilakukan di perairan selatan Jawa, dengan melibatkan personel khusus yang sangat terlatih.
Selain kapal-kapal besar, TNI AL juga memiliki armada Kapal Cepat Rudal (KCR) seperti KRI Mandau Class dan KRI Sampari Class. Kapal-kapal ini dirancang untuk kecepatan tinggi dan dilengkapi dengan rudal anti-kapal, menjadikannya efektif untuk operasi hit-and-run atau patroli cepat di wilayah perairan yang luas. Peran KCR sangat vital dalam menjaga keamanan pulau-pulau terluar dan menegakkan hukum di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Di samping itu, kapal patroli yang lebih kecil juga terus beroperasi di seluruh nusantara, mendukung upaya penjaga kedaulatan maritim dalam skala lokal, bekerja sama dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla) dalam berbagai operasi penegakan hukum perikanan dan pemberantasan penyelundupan. Dengan kombinasi kekuatan ini, TNI AL siap menghadapi berbagai tantangan maritim.