Jakarta – Sebanyak 3.000 personel gabungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Australian Defence Force (ADF) akan terlibat dalam latihan gabungan berskala besar yang fokus pada penanggulangan bencana. Informasi mengenai jumlah personel dan detail latihan ini disampaikan oleh Kepala Staf Umum TNI, Letnan Jenderal Bambang Suryo, dalam konferensi pers yang diadakan di Balai Wartawan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada hari Selasa, 13 Mei 2025. Latihan gabungan ini menunjukkan komitmen kedua negara dalam meningkatkan kapasitas respons terhadap potensi krisis kemanusiaan di kawasan.
Menurut Letnan Jenderal Bambang Suryo, latihan gabungan yang diberi sandi “Garuda Ausindo Relief 2025” ini akan dilaksanakan dalam dua tahap yang berbeda lokasi. Tahap pertama akan berlangsung di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, pada tanggal 29 Mei hingga 4 Juni 2025. Area ini dipilih karena memiliki fasilitas simulasi perkotaan yang representatif untuk skenario penanganan bencana seperti gempa bumi dan evakuasi bangunan runtuh. Sebanyak 1.800 personel TNI dari berbagai matra (AD, AL, AU) dan 700 personel ADF akan terlibat dalam tahap ini.
Tahap kedua latihan gabungan akan dipindahkan ke wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada tanggal 8 hingga 14 Juni 2025. Fokus pada tahap ini adalah penanganan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan badai, termasuk operasi penyelamatan di air dan pendistribusian bantuan logistik melalui jalur laut. Sebanyak 500 personel TNI Angkatan Laut dan 300 personel ADF direncanakan akan berpartisipasi dalam simulasi yang melibatkan kapal perang dan helikopter.
“Skala latihan ini menunjukkan keseriusan TNI dan ADF dalam meningkatkan interoperabilitas dan koordinasi dalam operasi penanggulangan bencana,” ujar Letnan Jenderal Bambang Suryo. Beliau menambahkan bahwa pemilihan lokasi latihan yang berbeda bertujuan untuk memberikan pengalaman yang komprehensif kepada seluruh personel dalam menghadapi berbagai jenis bencana dan tantangan geografis.
Selain personel lapangan, latihan gabungan ini juga melibatkan tim ahli dari kedua negara dalam bidang perencanaan operasi, logistik, komunikasi, dan medis. Sesi diskusi dan pertukaran pengetahuan akan diadakan di sela-sela latihan untuk memperdalam pemahaman mengenai prosedur operasional standar (SOP) masing-masing angkatan. Kolonel David Carter, Komandan Satuan Tugas Latihan ADF, yang turut hadir dalam konferensi pers, menyatakan bahwa ADF sangat antusias untuk berpartisipasi dalam latihan berskala besar ini. “Kami percaya bahwa kerja sama yang erat di tingkat operasional akan sangat bermanfaat dalam respons cepat dan efektif terhadap bencana di masa depan,” katanya.
Persiapan logistik untuk mendukung latihan gabungan yang melibatkan ribuan personel ini telah dikoordinasikan secara matang. Pusat Komando dan Pengendalian Gabungan (Kodalopsgab) akan didirikan di kedua lokasi latihan untuk memastikan kelancaran komunikasi dan koordinasi antar unsur. Diharapkan, latihan gabungan “Garuda Ausindo Relief 2025” ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis personel, tetapi juga mempererat hubungan persahabatan dan kerja sama antara TNI dan ADF dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan.